Kamis, 13 Juni 2013

kepercayaan ini musnah

Awalnya hubungan kita baik-baik saja. Kita sama-sama menghargai satu sama lain. Tak ada satu hal yang mampu membuat rasa kecurigaanku tumbuh. Aku memberimu kepercayaan dengan baik, tak ada fikiran-fikiran buruk ini tentang kamu. Karena sikapmu yang muncul di depan mata kepala ini baik-baik saja. Wajar saja tak ada rasa kecurigaanku yang muncul. Lambat laun semua berombak menghantam arus derasnya pantai. Membisikan keheninganku bahwa ada hal yang tak ku ketahui. Lalu kecurigaan ini muncul, sikap yang berbeda tak biasa kau timbulkan kau tampakkan membuat aku semakin percaya kalau apa yang aku rasakan ini benar. Tak hayal aku memikirkan hal-hal yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dengan cepatnya otak dengan hati bekerja sama, tiba-tiba keluar satu kata yang tak biasa aku fikirkan "selingkuh". Aku harus menghapus fikiran buruk ini. Aku percaya akan keyakinan cinta. Walaupun keraguan dan kebimbangan rasa sering datang melalu-lalang seiring waktu. Sering datang meretakkan keyakinan ini. Namun aku akan tetap menggenggam cinta ini dengan erat setulus hatiku, sepenuh jiwaku. Dengan keyakinanku akan cinta yang ada takkan mampu tergetarkan. Walaupun oleh kehebatan bintang-bintang yang kilauannya membius asa diangkasa. Agar tak redup oleh waktu, terletih oleh keadaan. Terpaan angin badai ataupun kuatnya godaan asa ini. Walaupun dinding-dinding rasa sering tergores oleh keinginan yang datang. Walaupun dinding rasa datang oleh rasa keresahan yang muncul. Tetapi kasih dan sayangku, takkan pernah berubah. Tetapi segenggam kepercayaan yang kuletakkan kuberikan kepadamu semuanya sia-sia. Kamu berkhianat dibelakangku tanpa aku mengetahuinya. Fikiran buruk selama ini yang aku rasakan ternyata benar adanya. Aku tak percaya, sungguh tak percaya. Ini bagaikan mimpi saat aku terlelap, mimpi yang tak pernah aku inginkan. Rasanya aku ingin bangun dari mimpi buruk ini. Kenyataan ini harus aku terima. Kenyataan yang ada adalah takdir yang berjalan, akan terus melaju dalam titiannya yang sangat rahasia, bila kita mencoba tuk menahannya hanya akan membuat lebih dalam goresan-goresannya melukai jiwa. Aku tak mengerti, mengapa aku mengenal kebahagiaan ini hanya sesaat. Tuhan mengapa kau mengambil kebahagiaanku disaat aku baru merasakan kehangatan cinta? Apa kau tak ingin aku merasakan luka yang tertinggal hingga datang saat kebahagiaan aku rasakan sesaat?
Tak mampu aku menerima semua kenyataan ini, aku tak mampu. Aku sakit, rasa ini menumpuk dalam kegelapan. Membuah sebuah asa perih yang tak lagi mampu aku bedakan rasanya. Karena kehidupan adalah kefanaan. Yang akan terus berubah seiring sang waktu yang bergulir. Jika nanti keletihan dan kerapuhan mendatangiku. Seperti badai yang menerjang. Ingatlah pada masa-masa keindahan kita dulu. Dan janji yang pernah terucapkan dulu. Bahwa kita pernah bersama. Bahwa aku pernah singgah di hatimu. Aku percaya akan keyakinan cinta. Suatu saat kamu yang akan menyesali perbuatanmu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar