Jumat, 31 Mei 2013

aku sadar,maafkan aku.

Dewi Cinta bersayap dan bergerak semua arah. Tempat tinggalnya, juga cintaku takkan berubah. Tapi ubahlah bumi, ubahlah langitku.
Aku tetap mencintainya tiap detiknya.
Maka hiduplah, hiduplah dekat denganku.
Bergabung dengan begitu banyak karavan yang bergerak
menuju daerah misterius dimana kita masing-masing menempatinya. Walau terpisah, walau miliyaran jarak memisahkan. Engkau tidak pernah pergi. Walau diam diantara kita. Walau membeku masing-masing. Engkau tidak pernah jauh dari incaran benakku.
Karena terlanjur Tuhan telah tanamkan namamu.
Karena "mungkin" aku tidak bisa jauh dari segala"mu". Entah, aku mungkin terlalu mempenjarakan hati ini dan sibuk dengan rasa sakit karna ditindih dengan keruncingan hidup. Hingga lupa langit masih menghadirkanmu. Aku memang belum bisa jadi selimut yang membuat kenyamanan. Oleh keyakinan tak tergoyahkan,aku belum mampu
matahari bersinar lembut, melemahkanku
titik ramah hujan turun dari langit, menghanyutkanku. Aku ingin hidup dalam sepi, kurasa
bagaimana tidak perlu dipusingkan oleh segala gundukan batu hidup. Tapi mustahil, dunia mengenalku
dunia mengharuskan aku nikmati lidah apinya
gunung-gunung di belahan bumi pertiwi
samudera atlantis yang tegak anggun. Segitiga bermuda diputaran maut. Aaku akan tetap berdiri disini
menikmati kesemuaannya yang Tuhan sajikan dan
ingin kukatakan padanya.
"aku ingin berhenti jadi bayi kecil yang mudah menangis..."
"aku ingin mencintai ciptaanmu yang engkau hadirkan.."
"ku mohon,Tuhan.. biarkan aku sejenak bersandar dibahumu.."
"menumpahkan airmata karna terlalu banyak mengeluh..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar